ANDAKAH Yang Layak JAdi PO PEMIRA FISIP UI 2009



Baca selengkapnya " ANDAKAH Yang Layak JAdi PO PEMIRA FISIP UI 2009 " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

COMING SOON OPEN TENDER PO PEMIRA FISIP UI 2009

Perhelatan Akbar yang rutin diadakan setiap tahun di FISIP UI akan segera dimulai. Ya..BPM sebagai badan legislatif di FISIP UI akan segera membuka Open Tender Project Officer Pemilihan Raya (PEMIRA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Jika PEMIRA Tahun ini berhasil diadakan, maka di tahun 2009 ini terhitung dua kali terlenggarakan PEMIRA FISIP UI. Pemira pertama diadakan pada bulan Februari dan Pemira kedua rencananya diadakan bulan November 2009.
Kenapa 2 kali?
Karena di tahun 2009 ini merupakan tahun transisi periodesasi kelembagaan yang awalnya dari Juli ke Juni menjadi Januari ke Desember. Jadi sebagai konsekuensi transisi, maka pemira di tahun 2009 mau tidak mau harus dilaksanakan sebanyak 2 kali.
Kok Bisa? Harus ya kita alih periodesasi?
Iya, ini sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh kelembagaan di Universitas Indonesia sejak tahun 2007 yang lalu. hal ini merupakan salah satu tindak lanjut dari SK Rektor tentang kelembagaan mahasiswa. Jadi semua diberi batasan untuk menyelesaikan masa peralihan sampai akhir 2009.
Berarti Kepengurusan BPM, BEM, dan HM tidak genap satu tahun dunk?
Ya, tepat sekali. Ini sudah menjadi konsekuensi logis bagi para pengurus lembaga di tahun 2009. Selain itu, hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para ketua lembaga untuk menyukseskan visi misi dan program kerja yang telah disusunya dalam jangka waktu lebih kurang 6 sampai 8 bulan.
Kapan sih tanggal pastinya Open Tender PO PEMIRA FISIP dibuka? Terus syarat-syaratnya apa?

Mau tau jawabannya? terus update informasinya melalui website BPM FISIP UI: www.bpmfisipui.com atau via facebook BPM: bpm fisip ui 09.
Lalu aturan di FISIP perlu diganti ga sih?

Perlu. oleh karena itu BPM FISIP UI 09 bersama para ketua lembaga di FISIP UI sekarang sedang mempersiapkan Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) guna mengadakan amandemen Pedoman Dasar Kegiatan Kemahasiswaan (PDKK) FISIP UI.
Siapa saja yang boleh ikut MUSMA itu?
Semua mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Keluargan Mahasiswa FISIP UI. Yaitu mahasiswa Aktif S1 dan D3 FISIP UI pada tahun ajaran yang bersangkutan dan tidak terjerat sanksi akademis.
Kapan MUSMA akan diselenggarakan?
Jika tidak ada aral melintang, Musma akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2009.
Saya belum pernah baca PDKK tuh. Kalau minta dimana ya?
Download aja di website bpm. atau langsung kirim alamat email ke facebook atau email/milist BPM. Lalu operator/humas BPM akan mengirimkan PDKK tersebut ke alamat email anda

Wah kelihatannya seru tuh..ikutan dunk...

Yup, mari kita sukseskan bersama MUSMA dan PEMIRA FISIP UI 2009
menuju tata kelembagaan FISIP UI yang sinergis dan terintegrasi... !!!

Baca selengkapnya " COMING SOON OPEN TENDER PO PEMIRA FISIP UI 2009 " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

Sejenak Menikmati Indahnya Ciptaan Allah untuk Mendapat Energi Baru

Baca selengkapnya " Sejenak Menikmati Indahnya Ciptaan Allah untuk Mendapat Energi Baru " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

WOW......BPM FISIP UI 09

Baca selengkapnya " WOW......BPM FISIP UI 09 " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

HIV/AIDS EMANG GUE PIKIRIN

Dalam keadaan sakit, aku memaksakan diri untuk pergi ke rumah sakit Cilegon, Banten. Di sana aku melakukan tes ulang HIV dan hasilnya positif. Kondisi tubuhku lemah, untuk berdiri saja aku tidak mampu. Pada saat itulah aku melihat perjuangan ibuku yang begitu besar. Perhatian dan dukungannya membuat aku yakin bahwa aku mampu bangkit dan optimis menghadapi beratnya kehidupan.
HIV/AIDS bisa menjangkiti siapa saja di muka bumi ini. Laki-laki perempuan, anak-anak dewasa tua, kaya miskin, latar belakang apapun, siapapun bisa mengidapnya. Tentu tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya terkena virus HIV. Virus yang muncul pertama kali di Amerika pada tahun 1959 ini ternyata tidak tanggung-tanggung menyerang di berbagai negara di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Sejak 1 Juli 1987 sampai Maret 2008 tercatat sebanyak 11868 kasus AIDS dan 6130 kasus HIV yang dilaporkan di 32 propinsi dan 158 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Dari angka ini, jumlah HIV/AIDS yang berujung pada kematian telah mencapai angka 2.486. Kasus HIV/AIDS yang diperkirakan jumlah kasus sesungguhnya mencapai 90.000 sampai 130.0000 ini tentu sangat meresahkan. Terbukti sejak tahun 2000, tahap penyebaran HIV/AIDS di Indonesia telah dirubah dari tingkat ‘ringan’ menjadi ‘berat’ karena adanya suatu prevalensi lebih dari 5% di beberapa daerah atau kelompok dalam masyarakat.
Jika tidak ditanggulangi secara serius diperkirakan pada tahun 2010 jumlah kasus AIDS akan menjadi 400.000 orang dengan kematian 100.000 orang dan pada tahun 2015 menjadi 1 juta orang dengan kematian 350.000 orang. Selain mengakibatkan kematian, HIV/AIDS juga dapat menimbulkan gangguan psiko sosial di mana orang yang menderita HIV/AIDS seringkali didiskriminasikan dalam masyarakat baik di lingkungan tempat tinggalnya, lingkungan kerjanya hingga lingkungan keluarganya. Sekalipun penderita HIV/AIDS masih produktif dan mampu menjalankan peran sosialnya, namun dia sering mendapat tekanan karena dianggap sebagai sumber virus mematikan yang harus dijauhi semua orang.
Melihat kenyataan ini, bagaimanakah sikap kita? Permasalahan ini bukan lagi permasalahan individu atau keluarga, tapi sudah menjadi permasalahan sosial yang harus diselesaikan bersama. Artinya semua elemen masyarakat harus bergerak bersama memikirkan, memahami, dan melakukan upaya konkrit terkait permasalahan HIV/AIDS ini. Karena virus ini tidak akan pandang bulu dan bisa jadi menyerang teman kita, saudara kita, atau bahkan diri kita sendiri. Masih pantaskan kita berkata “HIV/AIDS emang gue pikirin”. Tanyakanlah pada hati kecil kita, renungkan dengan baik, dan pasti hati kecil kita juga tidak mau menyuruh kita untuk hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Setidaknya pasti ada rasa keprihatinan dari hati kecil kita yang tidak mungkin dibohongi. Oleh karena itu saatnya kita “Satukan Visi - Perbanyak Aksi”.
Moto tersebut saya rasa tepat untuk menggambarkan kondisi saat ini karena kita butuh penyatuan visi dalam bergerak dan kita butuh banyak aksi untuk menangani secara komprehensif permasalahan ini. Visi ini tidak cukup dipikirkan satu orang karena diperlukan visi yang benar-benar menjadi tujuan besar bersama. Satu yang jelas yang bisa saya katakan di sini, tentu kita ingin lebih meminimalisir meluasnya virus HIV ini di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan banyak aksi. Apa saja itu?
Pertama, stop diskriminasi – terima ODHA apa adanya. Aksi ini menjadi penting karena seperti yang kita ketahui bersama, tidak ada satu orang pun yang ingin mengidap penyakit ini dan belum tentu ini kesalahan mereka pribadi. Kalaupun itu merupakan kesalahan pribadi, tentu kita tidak ingin kesalahan tersebut dilakukan oleh orang lain bukan. Dengan tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHA dan menerima mereka apa adanya akan dapat menumbuhkan kepercayaan diri mereka untuk terus produktif dan berbuat sesuatu yang bermanfaat. Karena mereka pada dasarnya bisa menjadi salah satu aktor penting dalam upaya mencegah penyebaran virus kejam ini secara luas. Bahkan aktor yang pernah mengalami langsung bisa jadi lebih efektif dan mengena dalam melakukan pencegahan dari pada yang belum pernah mengalami.
Kedua, tingkatkan motivasi bagi para ODHA. Terima adanya saja belum cukup, mereka butuh motivasi lebih untuk bisa terus mempunyai semangat hidup dan semangat berkarya. Seperti yang ada dalam kutipan di awal esai ini, perhatian dan dukungan sangat dibutuhkan bagi para ODHA. Kutipan tersebut bisa jadi merupakan gambaran dari suara hati para ODHA selama ini. Perhatian dan dukungan dibutuhkan dari siapa saja terutama keluarga, saudara, teman dekat, dan lingkungan sekitarnya.
Ketiga, optimalisasi peran remaja. Peran remaja di sini sangatlah vital, mengingat kelompok usia terbesar sebagai korban (52,6%) adalah 20-29 tahun dari keseluruhan total kasus. Remaja sebagai area pergaulan sangatlah berperan dalam upaya pencegahan penyebaran virus ini. Oleh karena itu melakukan pencerdasan dan membuat iklim yang kondusif dalam pergaulan remaja menjadi sangat penting. Remaja juga perlu banyak dilibatkan dalam berbagai program penanganan kasus HIV/AIDS, termasuk di dalamnya adalah optimalisasi peran peer educator yang selama ini sudah coba dilakukan.
Keempat, gerakan kembali ke rumah. Maksud dari aksi ini adalah melakukan peningkatan pencerdasan dan penyadaran terhadap para orang tua tentang pandangan terhadap kasus HIV/AIDS. Para orang tua harus tahu bahwa lingkungan keluarga adalah lingkungan yang sangat penting dalam perkembangan seorang anak. Lingkungan keluarga sebenarnya adalah lingkungan paling awal yang dapat mencegah terjadinya hal-hal yang mendekati tertularnya virus ini. Lingkungan keluarga juga merupakan lingkungan yang paling penting untuk kembali membangkitkan semangat ODHA. Oleh karena itu rumah meruapakan gambaran yang tepat untuk menggambarkan pentingnya peran keluarga di sini.
Kelima, gerakan pendidikan yang mencerdaskan. Maksud dari aksi ini adalah bagaimana upaya penanganan kasus HIV/AIDS bisa memasuki ranah institusi pendidikan. Mengingat selama ini kasus ini terbilang masih dianggap tabu untuk dibicarakan di institusi pendidikan. Hal ini bisa dimasukkan dalam salah satu unsur materi yang harus disampaikan di Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), melalui ekstrakulikuler, tulisan-tulisan yang bersifat mendidik di media sekolah, dan lain sebagainya. Tentu pentingnya aksi ini juga harus dipahami oleh seluruh elemen institusi pendidikan maupun stakeholder pendidikan agar bisa berjalan efektif dan tepat sasaran
Keenam, gerakan LSM mitra strategis. Peran Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) selama ini terbukti tergolong sangat besar dalam penanganan kasus ini. Oleh karena itu upaya ini haruslah terus dipertahankan dan ditingkatkan. LSM merupakan mitra yang strategis dalam upaya penanganan kasus HIV/AIDS , jika jaringan dengan LSM lebih diperluas lagi sampai ke pelosok daerah sekalipun, maka diharapkan upaya ini dapat berjalan lebih efektif lagi.
Dalam aksi-aksi tersebut, tentu tidak kalah pentingnya adalah pentingnya optimalisasi peran pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan dan regulasi untuk mencegah semakin menyebarnya virus ini. Pemerintah diharapkan juga melakukan kampanye positif stop diskriminasi – terima ODHA apa adanya kepada masyarakat melalui berbagai media strategis. Aksi-aksi untuk penanganan kasus HIV/AIDS tentu masih bisa terus dikembangkan lagi. Sekali lagi semua aksi ini membutuhkan kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu kepada semua elemen masyarakat “Mari bersinergis, Satukan Visi – Perbanyak Aksi demi Mewujudkan Kehidupan Sehat dan Bermartabat!”
Baca selengkapnya " HIV/AIDS EMANG GUE PIKIRIN " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

Gempa Mengguncang Kampus

Akibat gempa kuliah ditiadakan....

heboh....semua mahasiswa beredaran keluar kelas dan menghindari gedung-gedung tinggi. Tapi ternyata sekeliling gedung tinggi semua.Waa...gimana dunk?
Baca selengkapnya " Gempa Mengguncang Kampus " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments