CERITA LUCU

Sungguh lucu
Cerita ini sungguh lucu
Tawa saja mungkin tak kan cukup
Menggambarkan betapa lucu cerita ini

Sungguh lucu
Burung pun mungkin tak sanggup melihat cerita ini
Sungguh lucu
Air pun mungkin akan berhenti mengalir melihat cerita ini
Sungguh lucu

Negeriku lucu
Tanahku lucu
Temanku lucu
Atau sebenarnya aku yang lucu
Aaah....lucu
Sudah tak jelas siapa yang lucu dan siapa yang menganggap lucu
Sungguh lucu

Sungguh lucu
Mungkin karena selera humor negeriku sangat tinggi
Sehingga semua cerita harus lucu

Kucubit tanganku
Auu..
Sungguh lucu aku bahkan tak bermimpi
Sadar sesadar sadarnya
Sungguh lucu

Tapi kenapa semua gelap
Cerita lucu apa lagi ini?
Aah...aku butuh lilin
Yaa..aku butuh satu lilin
Ah..bukan..aku butuh dua lilin
Ah..bukan-bukan...aku butuh tiga lilin
Aaaaah.......
Lucu sekali bahkan aku tidak tahu butuh berapa lilin
Atau...bukan lilin sebenarnya yang kubutuhkan
Tapi obor..
Ya..obor
Aku butuh obor
Aku butuh satu obor
Emm..tidak..aku butuh dua obor
Emm..tidak-tidak aku butuh tiga atau empat obor, atau lima....,atau enam, atau tujuh..atau dua belas..atauuu
Aaaaah...
Lucu sekali bahkan aku juga bingung berapa obor yang kubutuhkan
Mungkin karena sudah terlalu gelap
Lucu ya..

Yang jelas aku butuh terang

Aku butuh cerita lucu
Tapi cerita lucu yang bisa membuatku tertawa
Bukan yang membuatku harus menelan ludah
Bukan yang membuatku mengerutkan kening
Bukan yang membuatku mengelus dada
Bukan yang membuatku menangis

Gelap aku butuh terang




*Renungan H-1 Ujian Nasional
Baca selengkapnya " CERITA LUCU " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

Merah Putih Perdana di Tanah Selengot

Hari ini, 2 Mei 2011, tepat diperingatinya Hari Pendidikan Nasional Merah Putih untuk pertama kalinya berkibar di lapangan kayu seluas 15 meter x 14 meter SDN 005 Tanjung Harapan Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Tak ingat betul kapan terakhir kali Merah Putih dikibarkan di depan SD yang terletak di atas tanah rawa ini. Seingat Kepala Sekolah terakhir kali 17 Agustus 2008, kata salah seorang guru 17 Agustus 2007, yang jelas setelah lapangan kayu hasil swadaya guru ambrol sudah tak ada upacara lagi. Entahlah kapan tepatnya, sudah tidak menjadi terlalu penting bagi saya. Satu yang pasti bagi saya Merah Putih harus berkibar di SD Negeri yang mendidik 123 murid ini.
Di saat upacara sudah menjadi rutinitas yang wajar di banyak sekolah, bagi saya dan murid-murid pesisir timur kalimantan sangatlah istimewa. Lalu bagaimana refleksi Hari Pendidikan Nasional bagi murid-murid kami yang sebagian besar masih tak beralaskan kaki ini? Refleksi kami sederhana. Kalau dulu Ki Hajar Dewantara memperjuangkan dengan keras agar anak-anak Indonesia bisa sekolah, begitu pula di sini. Bedanya dahulu karena penjajahan Belanda tak banyak anak yang bisa sekolah, tapi di sini karena akses untuk pendidikan minim. Hanya ada satu sekolah di pulau mungil ini, yaitu SDN 005 Tanjung Harapan itu sendiri. Jika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi harus rela menyeberang laut ke ibukota kecamatan. Bagi para nelayan ini menyeberang pulau memang mudah, tapi menyeberang untuk menyekolahkan anak-anaknya itu cerita lain. Kesadaran yang relatif rendah para penduduk makin menguatkan rantai kemiskinan di sini.
Terkadang saya atau guru di sini harus memutar otak bagaimana caranya mengajar 2,3 kelas atau bahkan 1 sekolah sekaligus. SK penempatan guru PNS memang sudah dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat, namun SK tinggal SK, tak ada sumber daya manusia. Ada yang sempat satu tahun mengajar lalu pergi ke kota dan tak kembali, ada yang satu minggu mengajar, pamit ke kota dan tak kembali, bahkan ada yang hanya kirim nama tapi tak ada wujudnya. Yah..inilah sekelumit cerita dari pesisir yang kaya hasil tangkapan lautnya.
Ini bukan cerita tentang saya, tapi tentang kita, tentang pendidikan bangsa kita. Pemerintah harus bertanggung jawab akan hal ini. Tapi apakah dengan mengatakan demikian, masalah selesai? Pendidikan memang tangggung jawab pemerintah, tapi bukan satu-satunya. Pendidikan itu bukan hanya dari sekolah, oleh guru, dan untuk siswa tapi Pendidikan itu dari-oleh-dan untuk semua.
Saya percaya bahwa mendidik adalah tugas orang-orang terdidik. Lalu sebagai orang-orang terdidik sudahkah kita melakukan tugas kita? Pertanyaan inilah yang menjadi salah satu pelecut bagi saya untuk menjadi Pengajar Muda dalam Gerakan Indonesia Mengajar. Mencoba untuk terjun langsung memberikan yang kita punya daripada beretorika, menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Mari bersama mencoba memberikan yang terbaik untuk pendidikan bangsa kita yang lebih baik.
Baca selengkapnya " Merah Putih Perdana di Tanah Selengot " ini - by Mansyur Ridlo
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments