Kejutan Menjelang Tidur

Hari ini kamis 18 November 2010 tidak seperti biasanya. Kalau biasanya saya yang mengajak untuk Sholat baik Dzuhur, Ashar, Magrib, maupun Isyak, sekarang anak-anak sudah lebih duluan mengingatkan saya. “Pak, nanti kita sembayangkah?”, seru beberapa anak yang menghampiriku kira-kira sepuluh menit sebelum waktu sholat tiba. Rasanya Allah memberikan aku banyak kemudahan meski masih singkat waktuku disini.
Sedikit mengingat hari sebelumnya, dimana seusai sholat ashar berjamaah dengan anak-anak, terjalinlah perbincangan antara aku dan anak-anak.
Anak 1 : Pak, setelah satu tahun kita akan pulang ke Jakartakah? (*kita yang dimaksud disini adalah aku sebagai gurunya)
Aku : Iya
Beberapa anak : Yaaaah... Kita tidak bisa sembahyang lagi dong? (sambil memasang wajah sedih)
Aku : Loh, kenapa?
Anak 2: Iya pak, kalau dengan Bapak kami bisa tenang sembahyang.
Aku : Memangnya kalau tidak ada bapak kenapa? (masih bingung apa yang anak-anak maksud)
Anak 1: Biasanya kalau kami sembahyang, yang ada dibentak-bentak pak. Jadi kami sembahyang sambil ketakutan pak. Sudah tidak ingat semua yang harus dibaca. (beberapa anak mengiyakan sambil memperagakan kondisi sholat dengan ketakutan)
Aku : Hmm..berarti sebenarnya kalian bisa bacaan sembahyang?
Anak 2: Dulu hafal pak..sekarang lupa sudah..

Trenyuh hati ini mendengar kata-kata anak-anak ini. Oleh karena itu saya memutuskan setiap habis sholat magrib yang biasanya kugunakan untuk mengajak anak-anak untuk belajar mengaji, maka kini kuganti dulu dengan mengajarkan bacaan sholat lima waktu untuk anak-anak. Setelah mereka lancar, barulah kulanjutkan belajar mengajinya. Magrib ini kucoba untuk pertama kali mengajarkan anak-anak bacaan sholat yang sebagian anak mengaku sudah pernah menghafalkannya tapi kini lupa. Alhamdulillah mereka sangat antusias sekali. Pertama, kubacakan doa iftitah lalu kuminta mereka menirukan. Kedua, kita baca bersama-sama sebanyak 3-6 kali. Ketiga, kuminta satu persatu menghafalkan. Keempat, kuminta kembali memnghafal bersama-sama sebanyak tiga kali. Kelima, kuminta diulang satu persatu. Kemudian bacaan Al-Fatihah dan Al-Ikhlas. Khusus ini, metodenya cukup diulang tiga kali bersama dan satu kali sendiri. Karena mereka sudah cukup hafal sebelumnya. Barulah aku minta mereka mengulang mulai dari takbirotul ikhrom. Selanjutnya metode menghafal doa iftitah kuulang untuk doa rukuk. Kemudian diulang lagi mulai dari takbiraotul ikhram sekaligus dengan peragaan seperti halnya sholat sebenarnya. Kali ini cukup sampai doa rukuk saja, agar tidak terlalu penuh juga di otak mereka. Selain itu memang waktunya sudah masuk Isyak. Senang sekali ketika mendengar meraka langsung mempraktekkan, bahkan di Sholat Sunnah. Memang jadi agak lama karena masih terkesan mengeja. Dan jadi agak mengganggu jamaah yang lain karena suara mereka cukup keras. Tapi tidak apa-apa, dengan ini saya bisa tahu mana bacaannya yang sudah benar dan mana yang masih perlu perbaikan.
----
Jam sudah menunjukkan jam setengah sembilan malam. Tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Salah satu anak sudah berdiri di depan pintu, “Pak kalau besok Bapak Sholat Subuh, bangunkan kami juga ya. Kami ingin Sholat subuh ke Masjid”. Subhanallah.... Aku terharu. Padahal biasanya mereka hampir tak pernah Sholat Subuh. Sampai dengan umur mereka sekarang, mereka mengaku ada yang baru 3 kali Sholat Subuh, dua kali, bahkan ada yang mengaku belum pernah. Kini mereka memintaku membangunkan mereka untuk Sholat Subuh. Ini benar-benar anugrah Allah terindah dari sekian banyak kejutan beberapa hari ini. Semoga ini bisa segera menular ke penduduk di sini. Amiiin
----
Usai sholat ashar, seperti biasanya mereka kuajak berdoa terlebih dahulu. Minimal doa untuk kedua orang tua. Doa selesai. Terjalinlah percakapan. “Pak, nanti kita lanjutkan belajar sembahyang lagi?”, tanya seorang anak. “Tentu ^_^”, jawabku. “Kalau gini, nanti kalau Bapak pulang, kami bisa sembahyang sendiri sudah”. Aku tertegun. Rasanya aku habis saja meneguk air es segar sehabis perjalanan di padang pasir dalam terik matahari.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

2 Response to " Kejutan Menjelang Tidur "

  1. Fitria Sis Nariswari says:
    2 Desember 2010 pukul 23.08

    Mas Mansyurr....
    terharuuuu, luar biasa...
    Oh iya, sampeyan itu nginep di tempat mereka atau gimana? Atau di asrama?

    Haduh, jadi pengen mengajar...

  2. berprestasi itu menyenangkan says:
    26 Desember 2010 pukul 07.11

    disini tinggal di rumah salah satu warga. kebetulan tinggal di rumah kades. kita memang sengaja dibaurkan dengan masyarakat. sebenarnya ada juga perumahan guru disini. tapi aturan Indonesia Mengajar tidak boleh. bahkan guru2 disini setelah dengar ceritaku bilang "wah..sebenarnya memang harusnya begitu pak ya. jadi kita dipencar ke rumah warga. biar bisa mendidik dan lebih dekat ke warga juga"